DENIMS sebuah Artikel
Nasib denim turun naik. Mengalami sukses fenomenal, lalu jatuh. Dulu jadi busana pekerja kasar, kini naik panggung pagelaran mode dunia. Tapi hilang..? NEVER....!!!
Keunikan utama denim adalah, kain ini hanya dibuat berwarna biru. Keunikan lainnya ia selalu diasosiasikan dengan jeans. Tapi denim bukan semata-mata jeans, dan jeans yang dihasilkan dari denim pun bukan lagi sekedar jeans yang tampak bersliweran di film-film koboi.
Sekarang ini tak terkira banyaknya jenis jeans, dari yang longgar, lurus, ketat, lebar dengan segala sebutannya : boyfriend, cropped, flare, highwaisted, skinny, straight leg, wide leg dan seterusnya. Ada yang panjang, tiga perempat, pendek, super pendek. Ada yang dihiasi manik-manik, bordir, sulam dan aksesori lain. Begitu pula warnanya. Bukan hanya warna biru indigo, tapi biru muda, biru belel dan beragam nuansa biru lainnya. Dari segi kualitas dan harga, juga ada perbedaan langit-bumi. Ada jeans desainer yang wow..mahalnya, ada pula jeans yang dijajakan keliling dari kampung ke kampung dan cicilannya terjangkau masyarakat kecil.
Dan, denim juga bukan hanya dijadikan celan panjang. Bahan ini dimanfaatkan untuk segala macam busana dan perlengkapannya : jaket, kemeja, gaun, blus, tas. Belum lagi jaket berpaku, rok panjang, rok pleats mini, yang belakangan ini kerap menghiasai runway Dolce et Gabbana, John Galliano, Miu Miu, Prada. Berbekal inovasi yang berani dari seorang desainer, dari denim juga bisa tercipta gaun malam yang indah.
DEMI DENIM
Denim adalah tekstil kasar jenis cotton twill ( kepar ) yang dalam proses penenunnya benang pakan ( weft )melewati dua atau tiga lungsi ( warp ). Proses inilah yang menghasilkan bentuk diagonal di sisi baik kain. Di beberapa jenis kain tenunan gaya twill, efek diagonal ini juga tampak di bagian buruk kain. Karena denim menggunakan teknik yang disebut ‘konstruksi kanan’ ( ditenun kearah kanan ), warnanya tampak lebih terang dipermukaan kain. Teknik penenunan ini juga membuat kain jadi sangat kuat.
Ketika membuat denim, benang lungsi ( warp ) dicelup kedalam pigmen biru yang didapat dari indigo, bahan celup alami yang sangat penting dalam sejarah manusia. Sebagai pewarna indigo awet, dan nadanya yang pekat disukai orang. Pada tahun 1894, setelah ditemukannya proses pencelupan dengan bahan sintetis yang lebih praktis, indigo tidak dipakai lagi.
Bahan denim telah dipakai secara meluas di Amerika sejak akhir abad 18. Kata denim sendiri adalah nama sejenis kain kuat bernama serge, yang aslinya dibuat di Nimes, Perancis. Disebut Serge de Nimes, untuk praktisnya nama itu lalu disingkat menjadi ‘denim’ saja.
YANG BASAH, YANG KERING
Kebanyakan denim ‘dicuci’(proses pembuatan warna pada denim agar kelihatan belel, lusuh atau menghasilkan warna-warna yang diinginkan ) setelah menjadi pakaian, agar teksturnya menjadi lebih lembut dan berkurang kemungkinan menciutnya. Inilah yang disebut washed denim. Selain dicuci, denim jenis ini kadang-kadang sengaja diproses sedemikian rupa agar tampak lusuh. Denim yang sudah menjadi celana sengaja diputihkan ( dikelantang ) dan diberi perlakuan mekanis seperti stonewashing, sandblasting atau digosok dibagian-bagian tertentu. Semua proses ini makan waktu, dilakukan secara manual dan mahal, sehingga harga celana pun menjadi lebih tinggi dan keawetannya berkurang. Ternyata konsumen menyukai denim yang tampak belel dan seolah sudah dipakai selama bertahun-tahun ini.
Di kubu lain ada yang disebut dry denim ( denim kering ) atau raw denim ( denim mentah ), yaitu denim yang tidak dicuci lagi setelah dicelup dan diproses menjadi busana. Lama kelamaan denim akan meluntur juga. Bahkan lunturnya ini tampak lebih alami, karena terbentuk sesuai bentuk tubuh pemakai dan aktivitasnya sehari-hari. Hal ini dianggap lebih unik ketimbang denim yang sengaja dilunturkan di pabrik.
Selain washed dan dry denim ada yang disebut selvage denim, yaitu denim yang membentuk pinggiran alami yang rapi, yang benangnya tidak terurai. Biasanya, selvage denim ditemui dalam denim mentah. Ketika dibuat celana, pinggiran yang rapi ini ditempatkan di jahitan luar celana, sehingga kelihatan kekhasannya. Bagian pinggir yang alami ini mengindikasikan, bahwa jenis denim yang digunakan berkualitas lebih tinggi.
Kata selvage sendiri datang dari istilah ‘self edge’ yang artinya ‘pinggiran sendiri’. Denim selvage dibuat dengan mesin tenun gaya lama, yang menenun kain dengan benang melintang ( pakan atau weft ) yang berjalan bolak-balik dari kanan-kiri. Sementara pakan tiba ke ujung dan berbalik kembali, terciptalah selvage. Selvage disukai karena pinggirannya tidak terurai.
Menenun cara ini makan waktu lebih lama dan menghasilkan tenunan yang lebih rapat, kainnya pun lebih berat dan lebih awet. Namun lebar bahan sempit, hingga pemakaian jadi boros. Pinggiran selvage biasanya dijahit dengan benang berwarna : hijau, putih, coklat, kuning dan yang paling umum, merah. Warna-warna ini digunakan untuk membedakan hasil dari satu pabrik ke pabrik lainnya.
Menanggapi semakin meningkatnya kebutuhan jeans pada tahun 1950-an, pengusaha denim di Amerika mengganti mesin tenun gaya lama dengan mesin tenun modern yang menghasilkan kain lebih cepat dan lebih lebar ( 60 inchi atau lebih ) namun lebih ringan dan kurang awet. Teknik baru mencelup plus pengerjaan akhir menghasilkan kain yang tidak mudah menciut atau mengkerut.
WARNA BIRU DARI GENOA
Yang selam ini disebut jeans adalah celana yang dibuat dari bahan denim. Jeans yang dimaksudkan sebagai celana kerja, mulai populer diantara para remaja mulai tahun 1950-an. Pada waktu itu brand-brand yang terkenal antara lain Levi’s dan Wrangler.
Menurut sejarahnya, denim sebagai bahan celana jeans dibuat di Chieri, sebuah kota dekat Turin, Italia, pada tahun 1600-an, dan dijual di pelabuhan Genoa. Kota ini merupakan ibukota republik tersendiri, juga pangkalan angkatan laut. Celana jeans pertama-tama dibuat untuk angkatan laut Genoa yang membutuhkan celana serba guna untuk para prajuritnya. Celana ini harus bisa dipakai dalam keadaan bash atau kering, dan kakinya cukup lebar hingga dapat digulung untuk memudahkan mereka mengepel dek kapal. Jeans ini dapat dicuci dengan praktis, dengan cara meletakkannya di jaring besar dibelakang kapal, lalu ditarik. Diperkirakan, sebutan jeans datang dari kata Bleu de Genes, atau warna biru dari Genoa. Sedangkan bahan mentahnya berasal dari kota Nimes, Perancis.
Cerita lain mengisahkan, Angkatan Laut AS memperkenalkan celana berpinggiran lebar ( model bell bottom ) pada tahun 1817 dengan maksud serupa, agar para prajurit dapat menggulung celananya sampai ke paha ketika menyikat dek, dan mudah melepaskannya ketika harus meninggalkan kapal dalam keadaan darurat.
KIPRAH BLUE JEANS
Tekstil bernama denim ini nampaknya dikhususkan untuk busana kerja, yang mengisyaratkan keawetan dan kenyamanan. Denim biasa dibuat jadi overall ( celana terusan alias celana montir ) yang menjadi pakaian khas para mekanis, juga pelukis.
Blue Jeans semula dipakai di AS di kalangan pekerja keras. Kondisinya dianggap cocok untuk gaya hidup orang-orang yang bekerja di tambang batu bara, peternak, petani, buruh harian kereta api, atau guru di pedalaman. Blue Jeans jelas bukan pakaian yang ‘gaya’, namun berguna karena awet.
Seiring dengan perkembangan jaman, selama tahun 1950-an, jeans digandrungi para remaja dan kaum muda, dan pemakaiannya dianggap menjadi lambang protes terhadap peraturan yang berlaku. Ini membuat jengkel orang-orang yang dewasa dan mapan, sehingga tempat-tempat umum seperti teater dan restoran menolak tamu yang mengenakan blue jeans. Satu dekade kemudian pemakaian blue jeans lebih dapat diterima, dan pada tahun 1970-an celana jeans ini telah menjadi umum di AS, khususnya sebagai busana informal.
Pada pertengahan tahun 1950-an industri denim dan tekstil pada umumnya mengalami revolusi dengan diperkenalkannya teknik stone-washing oleh Great Western Garment Co. Pengusaha Donald Freeland dari Edmonton, Alberta, mempelopori dan mempopulerkan teknik ini, dan hal ini membantu mencuatkan denim ke pasaran yang lebih luas. Denim tiba-tiba menjadi produk menarik bagi semua kelompok usia, dan Freeland menjadi salah satu inovator terbesar dalam sejarah denim dan produk-produk denim.
Jeans semakin diterima sepanjang tahun 80-an dan 90-an, sampai-sampai seolah menjadi busana wajib. Diperkirakan rata-rata warga AS memiliki tujuh pasang jeans. Seperti tercetak di dalam saku jeans Levi’s : ‘Jeans have become an American tradition, symbolizing the vitality of the West to people all over the world’.
CERITA MERK LEVI’S
BISNIS CELANA IMIGRAN JERMAN
Pada saat demam emas bergejolak, dan keperluan sehari-hari jadi langka. Levi Strauss, imigran Jerman berusia 24 tahun, meninggalkan New York menuju San Frasisco. Ia membawa dagangan dengan maksud membuka cabang toko abangnya yang ada di New York. Begitu tiba, seorang pengawas bertanya, apa yang dijualnya. Ketika menyatakan dirinya membawa kanvas untuk tenda dan penutup gerobak, pengawas ini berkata, “Seharusnya kamu bawa celana..!”. Saat itu sulit untuk mendapatkan celana yang kuat dan awet.
Levi Strauss pun membuat kanvas itu jadi celana overall, dan itulah awalnya dia membat celana, dan untuk selanjutnya mendirikan Levi Strauss & company. Para penambang menyukai celananya, tapi menggerutu karena kain yang kasar membuat mereka mudah lecet. Dengan tanggap, Levi mengganti bahan celananya dengan kain katun twill dari Perancis, serge de Nimes, yang belakangan dikenal sebagai denim. Celana dari denim disebut blue jeans
Salah satu pembeli denim dari Levi, adalah Jacob Davis, seorang penjahit. Ketika ada langganan Davis yang terus menerus membeli kain untuk menambal celananya yang robek, pria ini jadi terinspirasi untuk menggunakan paku dari tembaga ( copper rivet ) untuk memperkuatbagian-bagian jahitan yang mudah robek, seperti ujung saku.
Davis atidak memiliki cukup uang untuk mendaftarkan hak paten, maka ia mengajak Strauss bekerjasama. Kedua pria ini mendapat hak paten untuk “memperbaiki pengencangan bukaan saku” pada 20 Mei 1873. Tanggal ini sampai sekarang masih dianggap hari jadi blue jeans. Desain dua kuda menarik celana mula-mula dipakai pada tahun 1886, dan label merah yang menempel di saku kiri diciptakan pada tahun 1936 dengan maksud, jeans Levi’s mudah dikenali dari kejauhan. Kesemua ciri ini sampai sekarang masih dipakai.
Pada tahun 1885 jeans dapat dibeli seharga 1,5 dolar. Sekarang ini jeans yang cukup baik dihargai sekitar 50 dolar dan yang jauh lebih mahal pun banyak, seperti jeans desainer.
JEANS DESAINER
Dari namanya sudah bisa diduga jeans desainer adalah jeans kalangan atas. Nakash bersaudaralah ( Joe, Ralph dan Avi )
KAMUS MODEL CELANA JEANS
Celana jeans adalah celana kebangsaan anak-anak muda. Seiring dengan perkembangan zaman, celana jenas pun kini hadir dengan beragam bentuk dan warna. Ingin tahu celana jeans model apa yang menjadi selera kamu? Simak istilah-istilah jeans berikut ini!
Skinny jeans adalah model celana jeans yang saat ini banyak digunakan orang. Jeans ini memiliki potongan ketat (fitted) dan menyempit sampai mata kaki. Nama lain dari jeans model ini adalah carrot-leg pants, cigarette pants, drain pipes, tapered pants, atau ice cream pants. Bahan dari celana jeans model ini sebagain besar menggunakan strech denim dan 2-4 % bahan spandex agar benar-benar ketat.
Bell Bottom adalah salah satu model jenas yang sempat hip beberapa tahun yang lalu. Lonceng adalah inspirasi dari jeans model ini yang melebar dari batas lutut ke bawah. Bagian bokong dan paha sengaja dibuat ketat agar kesan lekuk lebih menonjol.
Boot-Cut bentuknya mirip bell bottom, tapi cuttingnya tidak selebar itu. Celana ini sangat pas dikenakan saat menggunakan sepatu boots dan lebar celananya bisa menutupi boots kita.